Polisi juga Manusia

Dalam suatu siaran berita di beberapa siaran TV swasta di tanah air sempat membuat saya berpikiran miris akan kualitas siaran beritanya. Ini dikarenakan dalam siaran berita tersebut mengulas tentang “kebobrokan”(seperti dikutip dlm berita tsb) aparat penegak hukum khususnya polisi yang dikemas dalam satu “take” berita tersendiri.

Mengapa saya menjadi miris? Ini dikarenakan liputan tersebut hanya mengkhususkan berita tentang kekurangan yang terjadi di tubuh Polri yang semestinya menurut saya beberapa stasiun TV tersebut sebaiknya tidak hanya menyiarkan tentang “kebobrokan” aparat polisi saja tetapi…

Baca selengkapnya di : http://officerwriting.blogspot.com

5 responses to “Polisi juga Manusia

  1. berita-berita di tv memang terkadang hanya memojokkan posisi polisi dalam rangka menegakkan hukum di masyarakat. Itulah tantangan yang sedang di hadapi oleh polisi saat ini, kita berbuat baik saja masih mendapat sorotan apalagi kita tidak berbuat baik. Tantangan juga nih buat rekan-rekan SS yang tergabung dalam Community Inteligence ( termasuk gw ) untuk dapat meng counter berita-berita tersebut. Supaya nama Polri tetap harum……

  2. Kontrol sosial harus tetap ada. Kebobrokan bukan untuk ditutupi tetapi untuk diperbaiki. Jadi seharusnya kita berbahagia ada kontrol dari media massa yang membantu kita koreksi diri untuk meningkatkan kinerja dan memperbaiki organisasi. Jadi buat rekan Christmas, Intelijen bukan melulu “juru redam”, tetapi juga sebagai otak kanan pimpinan Polri yang memberikan inovasi, kreasi, dan intuisi pada kebijakan organisasi. Setidaknya pak Ignatius Soeprapto juga setuju dengan pendapat tersebut.

  3. Polisi juga manusia. Tidak ada yang salah dengan kalimat itu. Tetapi jangan dijadikan pembenaran perilaku “menyesuaikan diri” pada arah yang salah, atau menurut teori yang sebenarnya disebut perilaku Ritualistis; ikut-ikutan tanpa tujuan yang sesuai dengan norma. Jadi, korupsi tetap korupsi walaupun semua rakyat Indonesia melakukannya, dan tetap tugas Polisi untuk menindak.
    Alasannya, polisi tetap saja bukan warganegara biasa; dia dipilih menjadi Polisi melalui seleksi, dia dibekali kemampuan profesional, sehingga kepadanya diberikan kewenangan. Kalau polisi tidak bisa bertindak profesional, buat apa polisi dipilih melalui seleksi, dididik, dan dibekali kewenangan?
    Jika kita masih tetap berparadigma seperti tulisan diatas, jangan sakit hati jika kewenangan-kewenangan kita akhirnya berpindah tangan. Karena fungsi polisi-nya sudah tidak ada lagi.

  4. Mmg benar polisi jg manusia. Tp mnrt sy hat tsb gk bs dijadikan alasan pembenar apabila anggt polri melakukan pelanggaran apalagi udah masuk ranah pidana. Setiap anggt polri dalam recruitment-nya udah melalui pentahapan seleksi dan test yg telah diselenggarakan oleh negara. Apabila masih jg terjadi penyimpangan perilaku anggt polri dalam melaksanakan tugasnya di masyrakat, kemungkinan ada 2 hal utama yg menyebabkannya yaitu adanya faktor lingkungan yg mendorong anggt tsb melakukan pelanggaran atau kredibilitas seleksi penerimaan masuk menjadi anggt polri tsb yg memang sudah bobrok. So, jawabannya ada pada masing2 insan polri, apakan anda melalui seleksi penerimaan menjadi anggt polri sesuai dgn prosedur atau…. Memang mental anda yg bobrok krn pengaruh lingkungan !

Leave a reply to DN "Panjang" Andriansyah Cancel reply